Mengenal Sosok Pendiri NU : KH. HASYM AS'ARI
DALAM sebuah perjalanan hidup yang penuh dedikasi, KH Muhammad Hasyim Asy'ari, yang dikenal sebagai Hadratussyaikh, berhasil meraih gelar pahlawan nasional. Beliau adalah pendiri dan Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Lahir di Desa Tambakrejo, Jombang, Jawa Timur, pada 24 Dzulqaidah 1287 H, Hasyim merupakan putra ketiga dari KH Asy'ari, pemimpin Pesantren Keras Jombang dan Nyai Halimah.
Dalam perjalanan ilmiahnya, Hasyim tinggal di berbagai pesantren di Jawa, menimba ilmu dari ulama terkemuka seperti Syeikh Ahmad Khatib al-Minangkabawi. Setelah menunaikan ibadah haji, ia menjadi pengajar di Masjidil Haram dengan gelar Syaikhul Haram.
Selain ibadah dan pengajaran, KH Hasyim juga mengukir jejak sebagai penulis. Beberapa karya ilmiahnya, seperti Risalah Ahlussunnah wal Jama'ah dan Al-Imam al-Ghazali wa Arauhu al-Kalamiah, mencerminkan kontribusinya dalam menyebarkan ilmu agama.
Sebagai bagian dari warisan keilmuan, Hasyim pulang ke Tanah Air dan mendirikan Pesantren Tebuireng pada 1899. Langkah ini tidak hanya menciptakan cikal bakal pesantren yang terus berkembang, tetapi juga membantu membentuk pondasi Nahdlatul Ulama sebagai kekuatan keagamaan yang memperjuangkan nilai-nilai toleransi dan kemajuan.