Sambung Tali Silaturahim, MWC NU Banyuates Gelar Naharul Ijtima Jelang Tahun Baru
Silaturrahim MWC NU Banyuates Sampang Kemaskan "Naharul Ijtima" dalam Sambut Tahun Baru 2021-2022
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Banyuates Sampang, bersama dengan seluruh Pengurus Ranting (PR) NU se-Kecamatan Banyuates, mengadakan silaturrahim yang dikemas dalam acara bertajuk "Naharul Ijtima" pada Kamis, 30 Desember 2021. Acara yang berlangsung di kediaman Rais Syuriyah PR NU Desa Jatra Timur, KH. Zainul Abidin Ustman, dihadiri oleh seluruh pengurus ranting dan badan otonom NU di wilayah tersebut.
Silaturrahim ini menjadi salah satu agenda bulanan yang rutin diselenggarakan oleh MWC NU Banyuates, yang bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama pengurus dan warga Nahdliyin di Kecamatan Banyuates. Dalam kesempatan tersebut, Ketua Tanfidziyah PR NU Jatra Timur, Mu’tasim, menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para pengurus dan pimpinan badan otonom yang telah meluangkan waktu untuk hadir dalam kegiatan tersebut.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pengurus yang telah hadir, serta kepada para pimpinan badan otonom yang turut berpartisipasi dalam acara ini. Semoga silaturrahim kita ini semakin mempererat ukhuwah di antara kita semua," ujar Mu’tasim dalam sambutannya.
Dalam acara yang penuh kekeluargaan itu, Mu’tasim juga mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk meramaikan pergantian tahun 2021 menuju 2022 dengan semangat kebersamaan. Ia menyarankan agar warga NU di Banyuates tidak mengikuti tradisi perayaan tahun baru yang identik dengan budaya asing, seperti bunyi terompet atau perayaan lainnya, tetapi sebaliknya merayakannya dengan sesuatu yang lebih bermakna, yaitu melalui lagu Syubbanul Wathon. Lagu ini menjadi simbol semangat cinta tanah air dan kebersamaan, yang sejalan dengan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh warga Nahdlatul Ulama.
"Di luar sana, banyak orang yang merayakan pergantian tahun dengan bunyi terompet, namun kita sebagai kader NU merayakannya dengan lagu Syubbanul Wathon, sebagai bentuk kecintaan kita terhadap tanah air dan sebagai wujud solidaritas antar sesama warga NU," tambah Mu’tasim.
Lagu Syubbanul Wathon sendiri memiliki makna yang mendalam, yaitu semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Bagi warga Nahdliyin, lagu ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi menjadi simbol perjuangan dan cinta tanah air yang senantiasa dijaga dan dilestarikan. Dalam konteks acara ini, lagu tersebut diharapkan bisa menggantikan perayaan yang sifatnya duniawi dan lebih menekankan pada nilai-nilai kebersamaan serta rasa cinta terhadap Indonesia.
Mu’tasim juga menutup sambutannya dengan harapan agar seluruh khidmah dan pengabdian yang dilakukan oleh warga NU di Banyuates mendapatkan barakah dari para Mu’assis (pendiri NU) dan senantiasa memberikan manfaat bagi umat, bangsa, dan negara.
"Semoga khidmah kita di NU selalu mendapat barakah dari para Mu’assis dan kita semua diberi kemudahan untuk terus berjuang dalam jalur kebaikan," tutupnya.
Acara "Naharul Ijtima" ini menjadi momen yang sangat berarti bagi pengurus dan warga Nahdliyin di Banyuates, karena selain sebagai ajang silaturrahim, juga sebagai wadah untuk mempererat hubungan antar sesama anggota NU dalam menjaga tradisi yang telah diwariskan oleh para pendiri Nahdlatul Ulama. Dengan semangat kebersamaan yang ditunjukkan dalam acara tersebut, diharapkan semakin banyak warga Nahdliyin yang terinspirasi untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi terbesar di Indonesia ini.
Keberhasilan acara ini tentunya tidak lepas dari partisipasi aktif semua pihak, baik dari pengurus maupun warga Nahdliyin di Banyuates yang selalu mendukung setiap program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh MWC NU. Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan semangat untuk menjaga persatuan dan memperkuat nilai-nilai keislaman yang moderat dapat terus berkembang, khususnya di wilayah Banyuates.